Thursday, 30 October 2008

Buku

Teka-teki Lima Negara

Negara Pertama
solon membawa berita
plato membuat cerita
sejarah mencari asalnya
satu satu kosong kosong
kosong terlalu lama

Negara kedua
Negara kedua adalah kedatangan kembali pada cela
puncak-puncak kedua di mana tidak ada bayangan.
Menyeruak keluar daratan.
Menyeberang air besar dari,
mendamba sebuah negara taklukan tersembunyi
lalu menarik diri hingga masa berganti dan orang-orang datang dan pergi.
Negeri itu besar dengan para penjemput sebagai pengawal,
tetapi mereka dilupakan.
Lalu datanglah bencana,
musuh barat dari keturunan musuh-musuh penjemput pertama.

Negara ketiga
Para penjemput dari masa pertama tidak menyerah.
Pada dataran setelah celah puncak-puncak kedua mereka bersimaharaja,
tetapi angin telah menjemput mereka untuk negara ketiga.
Ketika dua orang dara Para Penjemput menuai janji mereka,
dari rahim dua dara lahir dua raja.
Satu selalu dituai bencana, satu mencari asalnya.
Para Penjemput mengawal Negara hingga mereka dilupa.
Lalu datanglah bencana itu,
dari dalam musuh-musuh itu masuk mencari serat pemberi.

Negara Keempat
Ketika matahari memberi siang kepada selatan,
utara ditimpa malam yang panjang,
para penjemput menyambung nyawa dari negara yang sekarat.
Tempo ketika lama mencari asal para Penjemput Pertama.
Tempat yang dijanjikan tetapi terlupa.
Perjalanan panjang menyusuri masa silam dari para Penjemput Pertama.
Puncak-puncak kedua menjadi pelindung.
Hingga orang-orang menyeberangi berhala menghantam
impian menyebar kerusakan dalam janji dan runding.
Negara Keempat hilang terpendam orang-orang yang
tidak ingin kehilangan muka.
Mereka terlupa tetapi sejarah akan mencari asalnya …
Sejarah akan mencari asalnya.

Negara Kelima
Negara Kelima adalah kebangkitan masa silam.
Ketika matahari hadir tanpa bayangan,
keputusan diambil pada puncak yang terlupakan.
Para penjemput menuai janji kejayaan masa silam.
Itu adalah saat penentuan, ketika Para Penjemput
tidak lagi mengingat akan masa lalu berbilang tahun
tetapi mendamba masa lalu berbilang ribuan tahun.

No comments: