Monday 15 December 2008

Rehat

Semangat Pendidikan Kaum Pinggiran

Lintang, bujang kecil berkulit hitam, mengayuh kebut sepedanya.
Delapan, puluh kilo setiap hari, demi sekolah yang tercinta

Pasti tahu dong penggalan lirik lagu diatas. Akhir-akhir ini kita sering mendengarnya di radio maupun dari internet. Yupz, itu lagunya grup band Netral yang berjudul Lintang. Lagu tersebut menjadi salah satu single film Laskar Pelangi yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata.

Kenapa Lintang? Emang siapa sih dia, sampai-sampai Netral mau-maunya buat lagu untuk dia?

Mungkin kalian bertanya-tanya seperti itu. Kalau emang iya, berarti kalian katrok. Hari gini gak tau Lintang? Cepe’ Deh. Lintang itu adalah salah satu tokoh dalam novel dan film Laskar Pelangi yang terkenal karena kejeniusannya. Ia bersama Mahar dan Ikal, dua orang tokoh lainnya, berhasil membawa nama SD Muhammadiyah sebagai juara dalam lomba cerdas cermat se-kecamatan Gantong. Mereka tidak hanya menjadikan SD Muhammadiyah sebagai juara, tetapi sekaligus mengalahkan SD PN Timah yang terkenal elite dan siswanya pintar-pintar. Padahal ketika itu, SD Muhammadiyah sangat dikesampingkan, bahkan dipandang sebelah mata.

Sekolah SD Muhammdiyah, tempat Ikal, Mahar, Lintang dan anak-anak Laskar Pelangi lainnya adalah sebuah sekolah yang sangat memperihatinkan. Atapnya bocor, jika hujan maka akan membanjiri seluruh ruang kelasnya. Dinding-dindingnya dari papan yang telah lapuk, mungkin karena umurnya yang sudah sangat tua dan harus ditopang agar tidak terbang jika ada angin yang lewat. Tidak ada fasilitas pendidikan yang modern. Yang ada hanya meja dan bangku siswa, meja, kursi guru, papan tulis yang sudah terkelupas tripleknya, peta Indonesia yang sudah sangat kumal dan beberapa gambar pahlawan dan rumah adat. Dan lebih lagi, sekolah itu hanya diajar oleh dua orang guru yang mengajar mereka hingga mereka selesai.

Tapi jangan salah sangka, boi. Dari sekolah yang sangat memprihatinkan itu, justru lahir anak-anak jenius dan penuh semangat hasil didikan alam. Dari SD tersebut tidak hanya ada Lintang yang menjadi bintang, tetapi ada juga Mahar, sang seniman alam yang juga berhasil menjadikan SD Muhammadiyah sebagai juara 1 dalam karnaval tujuh belasan dan lagi-lagi nih, mengalah sang juara bertahan, SD PN Timah. Bahkan Ikal, berhasil menyelesaikan pendidikan S2-nya di Universitas Sourborn, Prancis dengan predikat coum loud atau bahasa arabnya jayyid jiddan.

Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Laskar Pelangi. Salah satunya tentang semangat. Bagaimana seorang anak nelayan pesisir yang harus menempuh 80 km setiap hari, seperti yang disebutkan dalam penggalan lagu diatas, dapat bertahan dan menjadi seorang anak yang jenius jika bukan karena semangat. Bagaimana seorang putra buruh penambang timah berhasil menempuh pendidikan S2 di Universitas Sourborn, Prancis yang terkenal itu jika bukan karena semangat. Bagaimana anak-anak Laskar Pelangi yang tetap gigih mengenyam pendidikan disekolah “kandang kambing” yang kalau hujan membanjiri ruang kelas mereka, jika bukan karena semangat.

Kedua adalah rasa syukur. Mungkin kita pernah melihat dalam film Laskar Pelangi bagaimana keadaan sekolah mereka. Dapatkah kita bayangkan bagaimana sekiranya kita,yang dalam keseharian kita telah berdampingan dengan beragam fasilitas yang memudahkan kita dalam segala hal, harus tinggal dan sekolah di sekolah Laskar Pelangi yang tidak ada sama sekali fasilitas seperti itu? Apalagi disekitar kita, fasilitas tersebut sudah ada. Seperti sekolah Laskar Pelangi yang miskin dengan SD PN Timah yang bergelimang fasilitas. Ya, bisa saja kita menerimanya dengan ikhlas keadaan tersebut. Tetapi secara umum, pasti ada rasa minder dengan keadaan kita yang terbelakang.

Tetapi, hal itu tidak dengan mereka, anak-anak jenius didikan alam, anak-anak Laskar Pelangi. Mereka tidak pernah merasa minder ataupun rendah diri dengan keadaan mereka. Mereka tetap semangat belajar, tidak pernah bolos sekolah, apalagi tidur waktu pelajaran. Bahkan Lintang, selalu hadir lebih awal dari teman-temannya. Padahal jarak antara sekolah dan tempat tinggalnya sekitar 40 km dan harus melewati rawa-rawa yang penuh dengan buaya-buaya ganas. Mereka tetap bersyukur. Tidak ada kata mengeluh.

Dan yang terpenting, ternyata fasilitas bukanlah segala-galanya. Hal ini telah dibuktikan oleh mereka, anak-anak Laskar Pelangi yang berhasil meraih sukses dengan fasilitas pendidikan yang minim. Banyak fasilitas tetapi tidak ada semangat pendidikannya itu akan sama saja. Belajarlah dari kaum pinggiran tentang semangat dan rasa syukur mereka, agar kita bisa menjadi orang-orang yang sukses dunia akhirat. Amien

Saturday 15 November 2008

Rehat

Mengapa Kita Gagal?

Seringkali kita dengar orang-orang yang membangun karir bertahun-tahun akhirnya terpuruk oleh kelakuan keluarganya. Ada yang dimuliakan di kantornya tapi dilumuri aib oleh anak-anaknya sendiri, ada yang cemerlang karirnya di perusahaan tapi akhirnya pudar oleh perilaku istrinya dan anaknya. Ada juga yang populer di kalangan masyarakat tetapi tidak populer di hadapan keluarganya. Ada yang disegani dan dihormati di lingkungannya tapi oleh anak istrinya sendiri malah dicaci, sehingga kita butuh sekali keseriusan untuk menata strategi yang tepat, guna meraih kesuksesan yang benar-benar hakiki. Jangan sampai kesuksesan kita semu. Merasa sukses padahal gagal, merasa mulia padahal hina, merasa terpuji padahal buruk, merasa cerdas padahal bodoh, ini tertipu!

Penyebab kegagalan seseorang diantaranya :
Karena dia tidak pernah punya waktu yang memadai untuk mengoreksi dirinya. Sebagian orang terlalu sibuk dengan kantor, urusan luar dari dirinya akibatnya dia kehilangan fondasi yang kokoh. Karena orang tidak bersungguh-sungguh menjadikan keluarga sebagai basis yang penting untuk kesuksesan.

Sebagian orang hanya mengurus keluarga dengan sisa waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, sisa perhatian, sisa perasaan, akibatnya seperti bom waktu. Walaupun uang banyak tetapi miskin hatinya. Walaupun kedudukan tinggi tapi rendah keadaan keluarganya.
Oleh karena itulah, jikalau kita ingin sukses, mutlak bagi kita untuk sangat serius membangun keluarga sebagai basis (base), Kita harus jadikan keluarga kita menjadi basis ketentraman jiwa. Bapak pulang kantor begitu lelahnya harus rindu rumahnya menjadi oase ketenangan. Anak pulang dari sekolah harus merindukan suasana aman di rumah. Istri demikian juga. Jadikan rumah kita menjadi oase ketenangan, ketentraman, kenyamanan sehingga bapak, ibu dan anak sama-sama senang dan betah tinggal dirumah.
Agar rumah kita menjadi sumber ketenangan, maka perlu diupayakan:

Jadikan rumah kita sebagai rumah yang selalu dekat dengan Allah SWT, dimana di dalamnya penuh dengan aktivitas ibadah; sholat, tilawah qur'an dan terus menerus digunakan untuk memuliakan agama Allah, dengan kekuatan iman, ibadah dan amal sholeh yang baik, maka rumah tersebut dijamin akan menjadi sumber ketenangan.

Seisi rumah Bapak, Ibu dan anak harus punya kesepakatan untuk mengelola perilakunya, sehingga bisa menahan diri agar anggota keluarga lainnya merasa aman dan tidak terancam tinggal di dalam rumah itu, harus ada kesepakatan diantara anggota keluarga bagaimana rumah itu tidak sampai menjadi sebuah neraka.

Rumah kita harus menjadi "Rumah Ilmu" Bapak, Ibu dan anak setelah keluar rumah, lalu pulang membawa ilmu dan pengalaman dari luar, masuk kerumah berdiskusi dalam forum keluarga; saling bertukar pengalaman, saling memberi ilmu, saling melengkapi sehingga menjadi sinergi ilmu. Ketika keluar lagi dari rumah terjadi peningkatan kelimuan, wawasan dan cara berpikir akibat masukan yang dikumpulkan dari luar oleh semua anggota keluarga, di dalam rumah diolah, keluar rumah jadi makin lengkap.

Rumah harus menjadi "Rumah pembersih diri" karena tidak ada orang yang paling aman mengoreksi diri kita tanpa resiko kecuali anggota keluarga kita. Kalau kita dikoreksi di luar resikonya terpermalukan, aib tersebarkan tapi kalau dikoreksi oleh istri, anak dan suami mereka masih bertalian darah, mereka akan menjadi pakaian satu sama lain. Oleh karena itu,barangsiapa yang ingin terus menjadi orang yang berkualitas, rumah harus kita sepakati menjadi rumah yang saling membersihkan seluruh anggota keluarga. Keluar banyak kesalahan dan kekurangan, masuk kerumah saling mengoreksi satu sama lain sehingga keluar dari rumah, kita bisa mengetahui kekurangan kita tanpa harus terluka dan tercorengkarena keluarga yang mengoreksinya.

Rumah kita harus menjadi sentra kaderisasi sehingga Bapak-Ibu mencari nafkah, ilmu, pengalaman wawasan untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak kita sehingga kualitas anak atau orang lain yang berada dirumah kita, baik anak kandung, anak pungut atau orang yang bantu-bantu di rumah, siapa saja akan meningkatkan kualitasnya. Ketika kita mati, maka kita telah melahirkan generasi yang lebih baik.

Tenaga, waktu dan pikiran kita pompa untuk melahirkan generasi-generasi yang lebih bermutu, kelak lahirlah kader-kader pemimpin yang lebih baik. Inilah sebuah rumah tangga yang tanggung jawabnya tidak hanya pada rumah tangganya tapi pada generasi sesudahnya serta bagi lingkungannya.


Artikel Islam

PARA ILMUWAN MENYAKSIKAN
AYAT-AYAT ALLAH

Liputan kita sejauh ini memperlihatkan bahwa sifat-sifat alam semesta yang ditemukan dengan ilmu pengetahuan menunjukkan keberadaan Allah. Ilmu pengetahuan mengarahkan kita kepada kesimpulan bahwa alam semesta memiliki Pencipta dan bahwa Pencipta ini sempurna dalam hal kekuasaan, kebijaksanaan, dan pengetahuan. Agamalah yang memperlihatkan jalan kepada kita untuk mengenal Allah. Karena itu, bisa dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah metode yang kita gunakan untuk melihat dan menyelidiki dengan lebih baik kenyataan-kenyataan yang disebut oleh agama.

Namun demikian, sekarang, beberapa ilmuwan yang melangkah maju atas nama ilmu pengetahuan mengambil sudut pandang yang seluruhnya berbeda. Dalam pandangan mereka, penyelidikan ilmiah tidak menyiratkan ciptaan Allah. Mereka justru meluncurkan pemahaman ilmu pengetahuan yang ateistik dengan mengatakan bahwa mustahil menjangkau Allah melalui data ilmiah: mereka mengklaim bahwa ilmu pengetahuan dan agama merupakan dua pandangan yang berbenturan.

Sesungguhnya, pemahaman ilmu pengetahuan yang ateistik ini belum lama. Sampai beberapa abad yang lalu, ilmu pengetahuan dan agama tidak pernah dikira berbenturan satu sama lain, dan ilmu pengetahuan diterima sebagai metode pembuktian keberadaan Allah. Pemahaman ilmu pengetahuan yang disebut ateistik ini baru berkembang sesudah filsafat materialis dan positivis melanda dunia ilmui pengetahuan pada abad ke-18 dan ke-19.

Terutama setelah Charles Darwin merumuskan teori evolusi pada 1859, kalangan yang berpandangan materialistik mulai secara ideologis membela teori ini, yang mereka lihat sebagai altertnatif terhadap agama. Teori evolusi berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan oleh suatu pencipta, tetapi menjadi ada secara kebetulan. Akibatnya, agama disangka bertentangan tajam dengan ilmu pengetahuan. Para peneliti dari Britania yaitu Michael Baigent, Richard Leigh, dan Henry Lincoln berpendapat mengenai persoalan ini bahwa satu setengah abad sebelum Darwin, ilmu pengetahuan belum bercerai dari agama dan sebenarnya merupakan bagian darinya, dengan maksud utama untuk melayaninya. Namun dengan munculnya Darwin, ilmu pengetahuan menjadi terlepas dari agama dan menetapkan diri sebagai pesaing mutlaknya dan alternatif terhadap agama. Tiga peneliti ini akhirnya menyimpulkan bahwa karenanya manusia terpaksa membuat pilihan antara keduanya.

Sebagaimana yang kami nyatakan tadi, "jurang" antara ilmu pengetahuan dan agama bersifat ideologi sepenuhnya. Beberapa ilmuwan, yang dengan serius mempercayai materialisme, mengkondisikan mereka sendiri untuk membuktikan bahwa alam semesta tidak mempunyai pencipta dan mereka membuat berbagai teori dalam konteks ini. Teori evolusi adalah yang paling terkenal dan paling penting di antara berbagai teori itu. Di bidang astronomi pun jelas ada teori yang dikembangkan seperti "teori keadaan-tetap" atau "teori kekacaubalauan". Akan tetapi, semua teori yang menolak penciptaan ini lumpuh oleh karena ilmu pengetahuan itu sendiri, sebagaimana yang telah kami tunjukkan dengan jelas di bab-bab terdahulu.

Dewasa ini, para ilmuwan yang masih mempertahankan teori-teori ini dan bersikeras menolak semua hal yang religius ialah orang-orang yang dogmatik dan fanatik, yang mengkondisikan mereka sendiri tidak untuk mengimani Allah. Seorang evolusionis dan zoolog terkenal, D.M.S. Watson mengakui dogmatisme ini ketika ia menjelaskan mengapa ia dan rekan-rekannya menerima teori evolusi.

Kalau begitu, ini akan menyajikan kesejajaran dengan teori evolusi itu sendiri, teori yang secara universal diterima, bukan karena bisa dibuktikan dengan bukti yang secara logis benar, melainkan karena satu-satunya alternatif, ciptaan istimewa, jelas-jelas sulit dipercaya.
Apa yang dimaksud oleh Watson dengan "ciptaan istimewa" adalah ciptaan Allah. Sebagaimana yang diakui, para ilmuwan ini menganggapnya "tak bisa diterima". Namun mengapa? Apakah karena ilmu pengetahuan mengatakannya demikian? Sebenarnya tidak. Sebaliknya, ilmu pengetahuan membuktikan kebenaran penciptaan. Satu-satunya alasan mengapa Watson menganggap fakta ini tak dapat diterima adalah karena ia telah mengkondisikan diri untuk menyangkal keberadaan Allah. Semua evolusionis lain mengambil sikap yang sama.
Para evolusionis tidak bersandar pada ilmu pengetahuan, tetapi filsafat materialisme dan mereka menyelewengkan ilmu pengetahuan untuk membuatnya cocok dengan filsafat ini. Seorang ahli genetika dan evolusionis terkenal dari Universitas Harvard, Richard Lewontin, mengakui kebenaran ini.

Ini bukan bahwa metode dan institusi ilmu pengetahuan agak memaksa kita untuk menerima penjelasan materialisme tentang dunia fenomenal, melainkan, sebaliknya, bahwa kita terpaksa oleh kesetiaan apriori kita terhadap penyebab materialis untuk membuat alat penyelidikan dan perangkat konsep yang menghasilkan penjelasan materialis, tidak peduli betapa konter-intuitifnya, tidak peduli betapa membingungkannya hal yang tak berawal. Lagipula, materialisme itu mutlak, sehingga kita tidak mungkin membiarkan Kaki Ilahi di pintu tersebut.
Sebaliknya, dewasa ini, seperti dalam sejarah, terdapat ilmuwan-ilmuwan yang mempertegas keberadaan Allah, yang berlawanan dengan kelompok materialis dogmatis ini, dan mengakui ilmu pengetahuan sebagai jalan untuk mengenal Dia. Beberapa kecenderungan yang berkembang di A.S. semisal "Kreasionisme" atau "Desain Cerdas" membuktikan dengan bukti ilmiah bahwa semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah.

Ini memperlihatkan kepada kita bahwa ilmu pengetahuan dan agama bukan sumber informasi yang bertentangan, melainkan bahwa ilmu pengetahuan justru merupakan metode yang mengesahkan kebenaran mutlak yang disediakan oleh agama. Perseteruan antara agama dan ilmu pengetahuan hanya berlangsung pada agama tertentu yang mengambil beberapa unsur takhyul di samping sumber ilahi. Akan tetapi, tentu saja ini bukan persoalan bagi Islam, yang hanya bergantung kepada wahyu murni dari Allah. Lebih-lebih, Islam terutama mendorong penyelidikan ilmiah, dan mengumumkan bahwa penyelidikan alam semesta merupakan metode untuk merambah ciptaan Allah. Ayat Al-Qur'an berikut ini menyinggung persoalan ini:
Tidakkah mereka melihat langit di atas mereka? Bagaimana Kami membuatnya dan menghiasinya, dan tiada cacat padanya? Dan bumi-Kami bentangkan, dan Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang tegak kuat dan Kami tumbuhkan di atasnya berbagai tanaman yang indah berpasang-pasang. ... Dan Kami turunkan dari langit air yang membawa berkah, dan dengan itu Kami tumbuhkan kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen; dan pohon kurma yang tinggi, dengan tunas-tunas tangkai saling terjalin. (Surat Qaaf, 6-7, 9-10)

Sebagaimana yang tersirat pada ayat di atas, Al-Qur'an selalu mendorong orang-orang untuk berpikir, bernalar, dan merambah dunia tempat tinggal mereka. Ini karena ilmu pengetahuan mendukung agama, menyelamatkan individu dari kejahiliyahan, dan menyebabkannya untuk berpikir dengan lebih sadar; ilmu pengetahuan membuka lebar-lebar dunia pemikiran dan membantu orang mencerap ayat-ayat Allah yang berbukti sendiri di alam semesta. Seorang fisikawan terkemuka Jerman, Max Planck, mengatakan bahwa "semua orang yang, apa saja bidangnya, mengkaji ilmu pengetahuan secara sungguh-sungguh itu akan membaca frase berikut ini di pintu kuil ilmu pengetahuan: "beriman". Menurut dia, iman merupakan sifat dasar ilmuwan.

Semua persoalan yang kita bahas sejauh ini tiba pada kesimpulan bahwa keberadaan alam semesta dan semua makhluk hidup tidak dapat dijelaskan dengan kebetulan. Banyak ilmuwan yang berwibawa di dunia ilmu pengetahuan yang telah mempertegas dan masih mempertegas kenyataan besar ini. Semakin banyak kita belajar tentang alam semesta, semakin tinggi penghargaan kita kepada tatanan yang tiada cacat ini. Semua detail yang baru ditemukan itu mendukung penciptaan dengan cara yang tak terbantah.

Mayoritas besar fisikawan modern menerima fakta penciptaan seperti yang kita pancangkan di abad ke-21. David Darling juga mempertahankan bahwa yang ada di permulaan bukan waktu, bukan ruang, bukan zat, bukan energi, atau pun noktah kecil atau rongga. Suatu pergerakan yang agak cepat dan fluktuasi dan getaran yang kalem terjadi. Darling berakhir-kalam dengan mengatakan bahwa bila tutup kotak kosmik terbuka, maka sulur keajaiban penciptaan akan tampak dari bawahnya.

Di samping itu, hampir semua pendiri berbagai cabang ilmu pengetahuan beriman kepada Allah dan kitab suci-Nya. Fisikawan terbesar dalam sejarah, Newton, Faraday, Kelvin dan Maxwell merupakan sedikit contoh ilmuwan semacam itu.

Pada masa Isaac Newton, fisikawan besar, para ilmuwan percaya bahwa pergerakan benda-benda langit dan planet-planet bisa dijelaskan dengan hukum yang berbeda-beda. Namun demikian, Newton percaya bahwa pencipta bumi dan angkasa adalah sama dan, karena itu, bisa dijelaskan dengan hukum yang sama. Ia memperluas pandangan ini di bukunya dengan mengatakan bahwa sistem matahari dan planet yang sempurna hanya bisa bertahan di bawah kendali dan dominasi sesuatu yang berkuasa dan bijaksana.

Telah terbukti, ribuan ilmuwan yang telah melakukan penelitian di bidang fisika, matematika, dan astronomi sejak Zaman Pertengahan semuanya sepakat pada gagasan bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Pencipta tunggal dan selalu berfokus pada titik yang sama. Pendiri astronomi fisika, Johannes Kepler, menyatakan keimanannya yang kuat kepada Tuhan di salah satu bukunya yang menyatakan bahwa kita, sebagai hamba Tuhan yang miskin dan serba kekurangan, harus memperhatikan besarnya kebijaksanaan dan kekuasaan Tuhan dan berserah diri kepada-Nya.

Fisikawan besar, William Thompson (Lord Kelvin), yang mendirikan termodinamika, ialah juga seorang Nasrani yang beriman kepada Allah. Ia menentang keras-keras teori evolusi Darwin dan menolaknya sama sekali. Ia menjelaskan secara singkat sebelum kematiannya bahwa ketika memperhatikan asal-usul alam semesta, tentulah ilmu pengetahuan mempertegas keberadaan Sang Mahakuasa.

Salah seorang profesor fisika di Universitas Oxford, Robert Mattheus menyatakan fakta yang sama di bukunya yang terbit pada 1992 yang menjelaskan bahwa molekul DNA diciptakan oleh Tuhan. Mattheus menyatakan bahwa semua taraf ini berproses dengan keserasian yang sempurna dari sel tunggal sampai bayi hidup, lalu menjadi anak kecil, dan akhirnya menjadi dewasa. Semua peristiwa ini hanya bisa dijelaskan sebagai keajaiban, sebagaimana taraf-taraf biologis lainnya. Mattheus menanyakan bagaimana organisme yang rumit sesempurna itu bisa muncul dari sel yang mungil dan sesederhana itu dan bagaimana MANUSIA yang bermartabat diciptakan dari sebuah sel yang bahkan lebih kecil daripada titik pada huruf i. Akhirnya, ia menyimpulkan bahwa ini bukan lain kecuali mukjizat.

Sebagian ilmuwan lain yang menerima bahwa alam semesta diciptakan oleh Pencipta dan yang terkenal karena kontribusi mereka (dalam kurung) ialah:
  • Robert Boyle (Bapak Kimia Modern)
  • Iona William Petty (terkenal karena kajiannya tentang Statistika dan Ekonomi Modern)
  • Michael Faraday (salah seorang dari fisikawan terbesar sepanjang masa)
  • Gregory Mendel (Bapak Genetika; ia membatalkan Darwinisme dengan penemuannya dalam Genetika)
  • Louis Pasteur (nama terbesar dalam Bakteriologi; ia menyatakan perang terhadap Darwinisme)
  • John Dalton (Bapak Teori Atom)
  • Blaise Pascal (salah seorang dari matematikawan terpenting)
  • John Ray (nama terpenting dalam Sejarah Alam Britania)
  • Nicolaus Steno (stratiografer terkenal yang menyelidiki lapisan bumi)
  • Carolus Linnaeus (Bapak Klasifikasi Biologis)
  • Georges Cuvier (pendiri Anatomi Komparatif)
  • Matthew Maury (pendiri Oseanografi)
  • Thomas Anderson (salah seorang dari pelopor di bidang Kimia Organik)

Thursday 30 October 2008

Buku

Teka-teki Lima Negara

Negara Pertama
solon membawa berita
plato membuat cerita
sejarah mencari asalnya
satu satu kosong kosong
kosong terlalu lama

Negara kedua
Negara kedua adalah kedatangan kembali pada cela
puncak-puncak kedua di mana tidak ada bayangan.
Menyeruak keluar daratan.
Menyeberang air besar dari,
mendamba sebuah negara taklukan tersembunyi
lalu menarik diri hingga masa berganti dan orang-orang datang dan pergi.
Negeri itu besar dengan para penjemput sebagai pengawal,
tetapi mereka dilupakan.
Lalu datanglah bencana,
musuh barat dari keturunan musuh-musuh penjemput pertama.

Negara ketiga
Para penjemput dari masa pertama tidak menyerah.
Pada dataran setelah celah puncak-puncak kedua mereka bersimaharaja,
tetapi angin telah menjemput mereka untuk negara ketiga.
Ketika dua orang dara Para Penjemput menuai janji mereka,
dari rahim dua dara lahir dua raja.
Satu selalu dituai bencana, satu mencari asalnya.
Para Penjemput mengawal Negara hingga mereka dilupa.
Lalu datanglah bencana itu,
dari dalam musuh-musuh itu masuk mencari serat pemberi.

Negara Keempat
Ketika matahari memberi siang kepada selatan,
utara ditimpa malam yang panjang,
para penjemput menyambung nyawa dari negara yang sekarat.
Tempo ketika lama mencari asal para Penjemput Pertama.
Tempat yang dijanjikan tetapi terlupa.
Perjalanan panjang menyusuri masa silam dari para Penjemput Pertama.
Puncak-puncak kedua menjadi pelindung.
Hingga orang-orang menyeberangi berhala menghantam
impian menyebar kerusakan dalam janji dan runding.
Negara Keempat hilang terpendam orang-orang yang
tidak ingin kehilangan muka.
Mereka terlupa tetapi sejarah akan mencari asalnya …
Sejarah akan mencari asalnya.

Negara Kelima
Negara Kelima adalah kebangkitan masa silam.
Ketika matahari hadir tanpa bayangan,
keputusan diambil pada puncak yang terlupakan.
Para penjemput menuai janji kejayaan masa silam.
Itu adalah saat penentuan, ketika Para Penjemput
tidak lagi mengingat akan masa lalu berbilang tahun
tetapi mendamba masa lalu berbilang ribuan tahun.

Buku




Judul : Negara Kelima
Penulis : ES. Ito
Penerbit : Serambi
Cetakan : II, september 2008