Teka-teki Lima Negara
Negara Pertama
solon membawa berita
plato membuat cerita
sejarah mencari asalnya
satu satu kosong kosong
kosong terlalu lama
Negara kedua
Negara kedua adalah kedatangan kembali pada cela
puncak-puncak kedua di mana tidak ada bayangan.
Menyeruak keluar daratan.
Menyeberang air besar dari,
mendamba sebuah negara taklukan tersembunyi
lalu menarik diri hingga masa berganti dan orang-orang datang dan pergi.
Negeri itu besar dengan para penjemput sebagai pengawal,
tetapi mereka dilupakan.
Lalu datanglah bencana,
musuh barat dari keturunan musuh-musuh penjemput pertama.
Negara ketiga
Para penjemput dari masa pertama tidak menyerah.
Pada dataran setelah celah puncak-puncak kedua mereka bersimaharaja,
tetapi angin telah menjemput mereka untuk negara ketiga.
Ketika dua orang dara Para Penjemput menuai janji mereka,
dari rahim dua dara lahir dua raja.
Satu selalu dituai bencana, satu mencari asalnya.
Para Penjemput mengawal Negara hingga mereka dilupa.
Lalu datanglah bencana itu,
dari dalam musuh-musuh itu masuk mencari serat pemberi.
Negara Keempat
Ketika matahari memberi siang kepada selatan,
utara ditimpa malam yang panjang,
para penjemput menyambung nyawa dari negara yang sekarat.
Tempo ketika lama mencari asal para Penjemput Pertama.
Tempat yang dijanjikan tetapi terlupa.
Perjalanan panjang menyusuri masa silam dari para Penjemput Pertama.
Puncak-puncak kedua menjadi pelindung.
Hingga orang-orang menyeberangi berhala menghantam
impian menyebar kerusakan dalam janji dan runding.
Negara Keempat hilang terpendam orang-orang yang
tidak ingin kehilangan muka.
Mereka terlupa tetapi sejarah akan mencari asalnya …
Sejarah akan mencari asalnya.
Negara Kelima
Negara Kelima adalah kebangkitan masa silam.
Ketika matahari hadir tanpa bayangan,
keputusan diambil pada puncak yang terlupakan.
Para penjemput menuai janji kejayaan masa silam.
Itu adalah saat penentuan, ketika Para Penjemput
tidak lagi mengingat akan masa lalu berbilang tahun
tetapi mendamba masa lalu berbilang ribuan tahun.
Thursday, 30 October 2008
Resensi
Satu-satunya petunjuk yang menghubungka keempat kasus tersebut adalah symbol piramida dengan belahan diagonal pada bagian alasnya yang digoreskan pada tubuh korban. Symbol dari Kelompok Patriotik Radikal (KePaRad) yang beberapa waktu terakhir mengacaukan sejumlah situs pemerintahan, system perbankan, dan system keamanan di beberapa pusat keramaian.
Salah seorang perwira Detusus Antiteror Polda Metro Jaya, Timur Mangkuto dituduh sebagai pelaku serentetan peristiwa tersebut. Namun ternyata dia hanya dijadikan kambing hitam dari pelaku yang sebenarnya adalah rekannya sendiri dalam jajaran kepolisian. Dia dimanfaatkan oleh kelompok yang menginginkan Serat Ilmu, benda bersejarah yang berumur lebih dari sebelas ribu tahun yang akan dijual kepada salah seorang investor kaya.
Bersama Eva Duani, putri professor Duani Abdullah, Timur mencoba memecahkan teka-teki kelima Negara untuk mengetahui pelaku sebenarnya. Beragam peristiwa dan kejadian menegangkan mereka alami. Penghianatan salah seorang stafnya di Detsus Antiteror yang memanfaatkan dirinya untuk mencuri Lempeng Emas Tatagatha di Musium Jakarta. Hingga penggerebekkan di kediaman Profesor Duani Abdullah oleh Kombes Riantono dan Komisaris Melvin beserta satu inti pasukannya.
Setelah melalui beragam masa-masa sulit, akhirnya Timur Mangkuto dan Eva Duani akhirnya menemukan titik terang. Semua kasus tersebut ternyata memiliki satu simpul yang menyatukan satu sama lain. Melalui Ibu Amanda, Ibunda Mauren, yang dihubungi Komisaris Atmakusumah, Timur mengetahui siapa dalang dari serangkain pembunuhan yang menyebabkan dirinya menjadi buronan. Pelaku sebenarnya adalah teman sejawatnya sendiri, Komisaris Melvin. Alasannya sederhana, karena ketamakan atas harta dari benda bersejarah berusia ribuan tahun tersebut.
Melvin sebenarnya pernah bergabung dalam Kelompok Patriotik Radikal. Namun, karena dia tidak mampu memecahkan teka-teki kelima Negara akhirnya dia tetap pada tingkatan para pencari atau tingkatan paling dasar. Tetapi itu tidak lama. Ia akhirnya keluar dari kelompok tersebut. Dari perkenalannya dengan kelompok radikal tersebutlah ia mengetahui tentang Serat Ilmu dan Lempeng Emas Tataghata. Bersama Steve dan Profesor Budi Sasmito mereka masuk ke dalam tubuh kepolisian untuk dapat mengusai kedua benda bersejarah tersebut dan badan kepolisian sekaligus. Profesor Budi Sasmito sendiri sebenarnya adalah salah satu dari empat orang Indonesia yang menempuh pendidikan sejarah klasik di Universitas Sorborn, Prancis bersama Prof. Duani Abdullah, Prof.Sunanto Arifin, dan Prof. Amirudin Syah.
Pada saat sama-sama menempuh pendidikan S-3 di Universitas yang sama di Prancis, keempat Profesor ini melakukan penelitian tentang benua Atlantis. Penelitian mereka berujung pada kesimpulan yang menyatakan bahwa benua atlantis yang hilang sebenarnya berada di bawah kepulauan Nusantara, atau Indonesia sekarang. Ketika kembali ke Indonesia mereka berniat mengadakan penelitian dengan titik fokus di sekitar laut Cina Selatan yang dipercaya sebagai letak tenggelamnya benua Atlantis. Namun usaha mereka tersebut tidak disetujui oleh pemerintah dan kampus dengan alasan terlalu jauh dari realitas sejarah Indonesia. akhirnya penelitian itupun berakhir dengan kesia-siaan.
Saat sebuah korporasi asing berniat membiayai semua penelitian mereka, perpecahan pun terjadi. Prof. Budi Sasmito setuju dengan tawaran tersebut, tetapi tidak dengan kedua rekannya, Prof. Sunanto Arifin dan Prof. Duani Abdullah. Karena jika penelitian tersebut berhasil maka hasil dari penelitian tersebut milik korporasi asing sepenuhnya. Itulah yang tidak mereka setujui. Alasannya, “Kita adalah ilmuwan mengabdi untuk ilmu pengetahuan, bukan untuk uang.” Akhirnya penelitian panjang mereka pun berhenti.
Tetapi secara sembunyi-sembunyi, Budi Sasmito melakukan penelitian sendiri dengan memanfaatkan keterkaitannya dalam kasus pembunuhan misterius bersama pihak kepolisian. Begitu juga dengan Prof. Sunanto Arifin. Dia berencana membangkitkan lagi kejayaan Atlantis di Indonesia dengan memanfaatkan generasi-generasi muda. Mereka diiming-imingi janji revolusi dengan bantuan Serat Ilmu dan Lempeng Emas Tataghata. Dengan perantara kedua benda bersejarah tersebut, mereka berniat akan menghapus kepenguasaan pemimpin yang korup dan tidak memihak kepada rakyat, malah justru menyengsarakan rakyat melalui kepemimpinannya.
Belum sempat janji revolusi itu terealisasikan, Profesor Sunanto Arifin meninggal dunia dan perannya diambil alih oleh Prof. Amirudin Syah yang sebelumnya masih menetap di Prancis. Sama dengan Prof. Budi Sasmito, Prof. Amirudin Syah bukan berniat untuk melakukan revolusi, tetapi menguasai sendiri kedua benda bersejarah tersebut untuk dijual kepada korporasi asing.
Akhirnya, pada puncak yang dijanjikan revolusi akan digerakkan, sebuah tabir yang menutup semua kebohongan dan kemunafikan masa silam terbongkar. Sesaat sebelum ritual dilakukan, Melvin dan Steve muncul mengacaukan ritual tersebut. Mereka ingin menagih janji Prof. Amirudin Syah yang menyamar sebagai Pak Udin, sopir khusus KePaRad yang akan menyerahkan kedua benda tersebut kepada mereka untuk dijual kepada korporasi asing. Para pemuda menyadari bahwa mereka tengah dikelabui oleh Prof. Amirudin Syah atau Pak Udin. Prof. Amirudian Syah akhirnya meluncur jatuh ke jurang saat berebut dengan Melvin. Sedangkan kedua benda tersebut jatuh di perairan Selat Malaka.
Saat itulah puncak dari cerita dalam novel tersebut. Kombes Riantono dan Inspektur Satu Timur Mangkuto beserta pasukan Khusus Anti Teror datang ke tempat tersebut. Iptu. Timur Mangkuto telah bebas dari semua tuduhan yang ditimpakannya berkat rekaman pembunuhan Melvin terhadap Lidya, putri Kombes Riantono. Melvin tertangkap basah. Tetapi ia tidak langsung mengakui kesalahannya, ia malah mengungkapkan semua kecurangan Kombes Riantono yang merekayasa TKP tempat anaknya terbunuh agar ia dapat menaikkan pangkatnya. Kombes Riantono kalap. Dengan segera ia menarik pistol di sakunya dan mengarahkan ke dada Melvin. Empat peluru bersarang tepat di dada komisaris kepercayaan Riantono. Melvin roboh seketika, dan Kombes Riantono baru saja memusnakan sendiri karirnya di dunia kepolisian.
Akhirnya, cerita pun berakhir dengan happy ending. Timur Mangkuto menikah dengan Eva Duani yang masih sama-sama memiliki keturunan minang.
Ada beberapa hal yang saya tangkap dari Novel Negara Kelima karya ES Ito itu. pertama, melalui teka-teki Negara pertama hingga Negara kelima, ES Ito ingin mencoba menyadarkan kembali kepada pembaca, khususnya kepada masyarakat Indonesia sendiri, bahwa bangsa Indonesia atau Nusantara merupakan Negara yang kuat dan besar. Negara ini dulunya menjadi imperium terkuat dalam sejarah melalui kerajaan-kerajaannya di tiap daerah di Nusantara. Seperti kata-kata terakhir dalam novel tersebut, Nusantara ini bukan sekedar serpihan bekas Kolonial Belanda! Nusantara kita mungkin lebih tua dari negeri-negeri utara. hegemoni utara yang membuat negeri-negeri selatan menjadi kerdil dan lupa akan sejarah panjangnya sendiri.
Kedua, masih melalui teka-teki Negara pertama hingga kelima. Ia menggunakan teka-teki Atlantis yang konon tenggelam di dasar laut Cina selatan hingga ke ujung kepulauan kecil yang saat ini kita sebut dengan Kepulauan Ocean. Dengan kata lain, Nusantara kita merupakan Negara Atlantis yang hilang. Negara yang sangat terkenal dengan kejayaan negerinya. Seperti yang terkutip dalam buku dialog yang di tulis oleh Plato, Timaeus dan Criteas yang ia dapatkan dari seorang penyair terkenal Yunani, Solon.
Ketiga, ES Ito juga ingin menyadarkan kembali kembali ingatan kita kepada sejarah yang telah terlupakan, bahkan tidak pernah dibahas dalam buku pelajaran Sejarah di sekolah. Tentang wilayah Minangkabau yang menjadi pusat terbentuknya PDRI atau Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang didirikan oleh Sjafrudin Prawiranegara pada tanggal 22 Desember 1948. PDRI didirikan sebagai wujud pemberontakan bahwa Indonesia masih berdiri ketika Belanda menyerang ibu kota Yogyakarta.
Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa ES Ito dalam 2 novelnya selalu mengunggulkan daerah kelahirannya sendiri, yaitu Sumatra Barat. Seakan-akan melalui tulisannya ini ia ingin mempopulerkan daerahnya sendiri. Menunjukkan bahwa Padang dan daerah-daerah di Sumatra Barat merupakan daerah yang besar, yang memiliki nilai sejarah dan kebudayaan yang tidak kalah dengan daerah-daerah lainnya di Negeri ini.
Tetapi, terlepas dari itu semua. Saya yakin maksud ES Ito adalah ingin mengungkapkan kembali sejarah yang terlupa tentang daerahnya, kampong halamannya. Hal ini sebagai wujud protes putra daerah yang merasa Negeri ini telah menelantarkan dan menganggap anak tiri daerah-daerah di luar pulau Jawa. Dari hari-hari kehari, berita-berita yang dibahas kebanyakan dari daerah-daerah di Jawa saja. Bahkan sampai peristiwa sejarah, yang mestinya menjadi sesuatu yang harus terus di pertahankan agar generasi muda bangsa ini tidak begitu saja melupakannya.
Memang benar, banyak orang yang mengatakan ‘generasi-generasi muda bangsa ini miskin tentang sejarah bangsanya’. Bagaimana generasai muda tidak miskin sejarah kalau sejarah yang di berikan saja tidak lengkap? Belum lagi unsure-unsur manipulasi dari kalangan-kalangan tertentu yang hanya memikirkan materi saja tanpa memikirkan nasip bangsa ini kedepannya. Jika sudah seperti itu, apakah masih pantas dikatakan kalau generasi muda miskin sejarah? Generasi muda miskin sejarah itu karena generasi tuanya menghapuskan sejarah yang ada.
JAS MERAH!!! (aroedi)
Thursday, 23 October 2008
Sahabat Kecil
lirik
Sahabat Kecil
Ipang, ost. Laskar Pelangi
Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan, seperti ini
Tak akan bisa di beli
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Takkan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini
Sahabat Kecil
Ipang, ost. Laskar Pelangi
Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan, seperti ini
Tak akan bisa di beli
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Takkan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini
Pendidikan
Belajar dari Naruto
Banyak cara dan sarana yang bisa kita pakai untuk belajar. Kan, belajar gak harus di sekolah. Dimana saja kita bisa belajar, dan dari apa saja kita bisa ambil pelajaran. Salah satunya adalah dari komik.
Media hiburan yang banyak digemari, tidak hanya oleh anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun, suka baca komik. Yang pasti komik yang dibaca juga bervariasi. Mereka punya banyak alasan untuk baca komik. ada yang sekedar untuk hiburan, refreshing, mencari inspirasi, dan sebagainya. Apa pun alasannya, yang pasti kita harus bisa menempatkan komik hanya sebagai selingan saja. Jangan dijadikan sebagai hal yang utama, karena kalau sudah kecanduan bisa bahaya, terutama bagi anak-anak.
Tapi tidak semua komik itu buruk lho. Karena seperti judul diatas, dari komik kita bisa mengambil banyak pelajaran yang bagus. Salah satunya adalah serial Naruto.
Naruto adalah komik Jepang yang menceritakan tentang seorang anak yang menjadi sarang siluman Ruba ekor sembilan, siluman ganas yang sangat ditakuti orang-orang di desa Konoha. Karena tubuhnya dijadikan kurungan siluman ganas tersebut, sejak kecil ia harus merasakan kesendirian. Kedua orang tuanya entah dimana.
Di sekolah Ninja, naruto terkenal sebagai anak yang jail dan bodoh. Namun jailnya hanya sebagai ungkapan kesepiannya. Dan dia tidak berhenti berusaha, belajar keras agar dapat meraih cita-citanya. Naruto bercita-cita menjadi Hokage, kedudukan tertinggi dalam silsilah ninja.
Rasanya saya tidak perlu banyak basa-basi untuk menceritakan bagaimana Naruto itu, karena pasti pembaca sudah sangat paham dengan komik jepang tersebut. Karena memang komik tersebut sangat terkenal di Indonesia.
Yang bisa kita ambil pelajaran dari Naruto adalah semangat dan kerja kerasnya. Meski dijauhi dan dicap sebagai anak yang bodoh oleh semua orang, tetapi Naruto tidak pernah menyerah untuk terus berusaha dan belajar untuk meraih cita-citanya. Dan akhirnya ia menjadi salah seorang ninja yang cukup disegani oleh kawan maupun lawan.
Dan yang cukup menarik, adalah rasa persaudaraan dan kepeduliaan naruto kepada sesamanya. Salah satunya karena ia merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Ia merasakan kesendirian, penderitaan yang tidak ia inginkan sejak ia kecil. Dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya, disepelekan, dan dibenci. Mestinya itu menjadi pelajaran bagi kita agar kita berfikir, jika kita menyakiti orang mestinya kita mencoba memposisikan diri kita menjadi orang yang kita sakiti tersebut. Dengan begitu kita akan bisa menumbuhkan rasa empati ketika kita melihat orang lain menderita.
Belajarlah dari banyak hal. Dan jadilah orang yang bijaksana dalam bersikap dan bertingkahlaku.
Aroedi bin Soer
Rehat
Yang Lalu Biarlah Berlalu
Mengingat dan mengenang masa lalu kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan menghubungkan masa depan yang belum terjadi. Bagi orang yang berfikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam ruang pengelupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam penjara pengacuhan selamanya.atau diletakkan dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya.
Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu! Apakah anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang Ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa anda pada pintunya, adala kondisi yang sangat naïf, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan. Mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur’an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, “Itu adalah umat yang lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
Adalah bencana besar manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, dan air akan mengalir ke depan. Setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka dari itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan.
La Tahzan
Thursday, 16 October 2008
Rehat
Untuk Rehat Sejenak
Hanya sekedar renungan…
Benar gak sih kita sekarang seperti ini?
Hanya masing-masing kita lah yang tau jawabannya…
Bismillah..
Saat syahadatku sebatas ucapan,
Shalatku sebatas gerakan,
Shoumku sebatas kewajiban,
Dan hajiku sebatas kebanggaan,
Saat itulah kesia-siaan terbesar ada pada diriku..
Saat islamku sebatas pakaian,
Imanku sebatas kepercayaan,
Dan ihsanku sebatas pengetahuan,
Saat itulah penipuan terbesar ada dalam diriku…
Saat kematian dianggap hanya sebatas cerita,
Neraka hanya berita,
Dan siksa hanya kata,
Maka saat itulah kesombongan terbesar ada pada diriku,,
Saat takdir dianggap tak mungkin,
Hidup kembali dipandang mustahil,
Tuhan dianggap nihil,
Dan saat itulah kedurhakaan terbesar ada pada diriku…
Benar gak sih kita sekarang seperti itu?
Sekali lagi, hanya masing-masing kita lah yang tau jawabannya…
Hanya sekedar renungan…
Benar gak sih kita sekarang seperti ini?
Hanya masing-masing kita lah yang tau jawabannya…
Bismillah..
Saat syahadatku sebatas ucapan,
Shalatku sebatas gerakan,
Shoumku sebatas kewajiban,
Dan hajiku sebatas kebanggaan,
Saat itulah kesia-siaan terbesar ada pada diriku..
Saat islamku sebatas pakaian,
Imanku sebatas kepercayaan,
Dan ihsanku sebatas pengetahuan,
Saat itulah penipuan terbesar ada dalam diriku…
Saat kematian dianggap hanya sebatas cerita,
Neraka hanya berita,
Dan siksa hanya kata,
Maka saat itulah kesombongan terbesar ada pada diriku,,
Saat takdir dianggap tak mungkin,
Hidup kembali dipandang mustahil,
Tuhan dianggap nihil,
Dan saat itulah kedurhakaan terbesar ada pada diriku…
Benar gak sih kita sekarang seperti itu?
Sekali lagi, hanya masing-masing kita lah yang tau jawabannya…
Resensi
Bidadari-Bidadari Surga
Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli (Al-Waqi’ah:22). Pelupuk mata bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burng indah. Mereka baik lagi cantik jelita (Ar-Rahman:70). Bidadari-bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik (Sah-Shaffat: 49)…
Beberapa potongan ayat diatas menggambarkan bahwa bidadari-bidadari surga adalah sosok yang sangat indah, lebih indah dari segala keindahan yang ada di dunia ini. Bahkan banyak hadits yang mengatakan bahwa wanita yang tercantik di dunia ini pun tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan mereka.
Novel Bidadari-bidadari Surga, merupakan novel yang mencoba menggambarkan bagaimana bidadari surga itu melalui sosok Laisa, tokoh utama dalam novel tersebut melalui sisi yang berbeda. Di ceritakan Laisa bukanlah wanita yang memiliki wajah yang cantik rupawan, memiliki kulit yang putih, wajah halus dan mata yang jernih. Laisa adalah wanita yang sederhana, gadis kampung biasa. Karena keterbatasan fisik yang ia miliki ia terpaksa harus menjadi seorang gadis tua.
Namun, di samping segala keterbatasannya tersebut, ada sisi menarik dari Laisa yang tidak semua orang memilikinya. Ia memiliki hati yang sangat mulia. Ia tidak pernah mengeluh dengan segala keterbatasan dan cobaan yang ditimpahkan kepadanya. Segala pengorbanan ia lakukan demi keempat adik-adiknya, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta. Ia ingin melihat adik-adiknya menjadi orang-orang yang mulia. Maka untuk itulah ia rela putus sekolah dan membantu ibunya bekerja, karena ayahnya telah meninggal dalam kecelakaan di hutan.
Tere Liye menulis novel ini dengan gaya penulisannya yang khas, ringan namun menyentuh. Dengan setting pedesaan yang asri dengan segala aktifitas-aktifitas warganya. Semangat, haru, tangis, tawa, lucu, mewarnai novel yang belum genap sebulan sejak peluncuran perdananya pada juni 2008 lalu sudah mengalami cetak ulang karena begitu banyak orang yang ingin membacanya. Dan inipun tidak salah, jika pembaca sekalian juga menjadikan novel ini sebagai koleksi bacaan.
Judul: Bidadari-Bidadari Surga
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Cetakan : Juni 2008
Tebal : 365 halaman
Aroedi bin Soer
Coretan Koe
Kilau Mutiara
Pak Idris kebingungan. Ia tidak tahu mesti berbuat apa. Seseorang yang tidak ia kenal menelponnya, mengatakan bahwa anaknya, Tiara, sekarang bersamanya. Ia meminta untuk tidak melapor kepada pihak kepolisian. Ia juga meminta Pak Idris untuk menyiapkan uang Rp 500 juta sebagai tebusannya. Ia mengancam tidak akan segan-segan melukai Tiara jika permintaannya tidak di penuhi.
Pak Idris masih bimbang. Ia tidak tahu harus percaya atau tidak dengan orang misterius yang menelponnya barusan. Ia memutuskan untuk menunggu beberapa jam lagi sampai adiknya pulang dari menjemput Tiara.
Istrinya terduduk lemas setelah mendengar bahwa anak sulungnya di culik. Ia menangis membayangkan hal buruk yang menimpa putrinya. Suaminya menghiburnya untuk tidak cemas sampai adiknya kembali.
“Semoga saja itu cuma bohong,“ ujar Pak Idris mencoba menenangkan istrinya.
Suara dengung sepeda motor memecah suasana tegang di dalam ruangan. Pak Idris dan istrinya dengan serentak menoleh kearah depan. Kemudian lelaki tersebut berlari kecil menghampiri sumber suara diikuti istrinya dari belakang. Tergambar jelas gurat-gurat cemas dan harap di wajah mereka berdua. Dalam hati mereka berharap semoga saja mereka datang bersama anaknya.
Dalam hati istri Pak Idris merasakn sesuatu yang aneh siang itu. Biasanya setiap kali pulang sekolah, Tiara langsung berlari masuk menghampriri Ibunya yang sedang menjahit di ruang kerja, disertai salam yang terdengar lantang sampai ke ruang kerjanya. Tapi kali ini, celotehnya saja tidak terdengar.
Mereka berdua terus berjalan sampai ke ruang depan. Kedua telinga mereka mencoba mencari-cari suara lantang putri mereka yang mengucapkan salam. Tapi sampai mereka di depan pintu, suara lantang Tiara belum juga terdengar. Dan tidak akan terdengar. Firasat buruk membayang-bayangi pikiran mereka berdua.
Zul, adik Pak Idris, memarkirkan sepeda motor jupiter Z nya di halaman depan rumah. Wajahnya kelihatan bingung. Semakin bingung ketika melihat kedua kakaknya keluar dengan raut wajah yang menurutnya aneh. Aneh, kerena tidak biasanya pasangan suami istri yang telah lima tahun berumah tangga tersebut menemuinya sehabis menjemput putri sulung mereka pulang sekolah. Biasanya mereka berdua menunggunya masuk bersama anaknya di dalam.
Lebih aneh lagi karena kedua kakaknya itu menatapnya dengan air wajah cemas. Entah apa yang terjadi dengan mereka. Si kecil Tiara pun tidak ada bersama mereka. Biasanya Tiara paling lengket dengannya. Setiap kali mendengar suara sepeda motornya parkir di halaman depan, Tiara langsung menghampirinya dan mengajaknya jalan-jalan keliling kampung naik sepeda motor. Jika sudah begitu ia tidak bisa mngelak lagi. Ia terpaksa harus menghidupkan kembali sepeda motornya dan menemani keponakannya jalan-jalan keliling kampung. Setelah itu Tiara akan kembali bermain dengan teman-temannya.
Zul memperhatikan mata kakak iparnya yang merah sembab. Seperti baru habis menangis. Tidak mungkin jika kakaknya bertengkar dengan istrinya. Ia sangat tahu bagaimana kakaknya. Kakaknya tersebut adalah type suami yang sangat menyayangi anak dan istrinya. Tidak mungkin jika kakak iparnya menangis gara-gara habis bertengkar dengan suaminya. Mungkin ada masalah lain, pikirnya.
Ada rasa ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi sampai membuat kakak iparnya menangis. Tapi dalam hati Zul tidak ingin mengganggu urusan rumah tangga kakaknya. Ia urungkan niatnya tersebut dan mencoba mencari sesuatu yang sekiranya bisa mendamaikan mereka kembali, jika mereka berdua memang sedang bertengkar. Zul mencoba menanyakan Tiara yang saat itu tidak ada bersama mereka.
"Tiara mana, Kak ?" tanya Zul
“Lho, bukannya kamu tadi menjemputnya ke sekolah ?”, kata Pak Idris balik bertanya. Sangat jelas raut kegelisahan di wajah kedua kakaknya. Bahkan kakak iparnya tiba-tiba menangis dan pingsan.
Pak Idris dan Zul mencoba mengangkat istrinya dan membaringkanya ke sofa ruang tamu. Pak Idris semakin cemas. Ia mengambil sebuah buku tulis dan mengipas-kipaskan ke arah istrinya. Wajah istrinya pucat, karena baru mendengar kabar yang membuatnya shock.
Zul semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Ia malah ikut gelisah, tidak tahu harus berbuat apa. Ia memperhatikan wajah kakaknya yang tengah mengipas-kipas istrinya, wajahnya tak kalah pucatnya dengan istrinya. Sepertinya ada sesuatu yang membebani pikiran kakak keduanya saat ini. Ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya tengah menimpa keluarga kakaknya.
“Sebenarnya apa yang sedang terjadi, Kak? Kenapa bisa seperti ini ?” tanya Zul meluapkan rasa penasaran yang bergejolak di dalam dadanya.
“Apa benar kamu tadi tidak bersama Tiara sewaktu Tiara pulang sekolah?”. Bukannya memberi jawaban, Pak Idris malah memberi pertanyaan yang membuat Zul semakin tidak mengerti.
“Benar!” seru Zul mencoba meyakinkan kakaknya. “Sebenarnya ada apa sih, Kak ?” Tanya Zul dengan rasa penasaran yang semakin bergejolak di dadanya.
Kemudian Pak Idrsi menceritakan apa yang sebenarnya telah teradi di keluarganya. Mulai dari telpon dari orang misterius yang menelponnya tadi siang, yang menyatakan bahwa Tiara di culik. Sampai ia datang tanpa Tiara yang itu membuat istrinya jatuh pingsan.
“Dia tidak memberi tahu siapa namanya?” Tanya Zul memburu.
“Tidak. Setelah mengatakan untuk tidak lapor polisi, ia langsung menutup telponnya. Bahkan ia tidak mengatakan kapan dan dimana uang tebusan itu harus di serahkan,” jelas Pak Idris.
Zul menjadi geram dengan orang misterius yang menculik keponakan kesayangannya itu. Ia berjanji dalam hati, jika sampai terjadi apa-apa dengan Tiara, ia akan mencari orang tersebut dan tidak akan segan-segan menghajarnya sampai babak belur.
Zul mencoba untuk tenang. Ia tidak mau terus-menerus larut dalam kegelisahan. Ia harus mencari cara agar keponakannya dapat segera di ketemukan.
“Sekarang begini saja, kakak hubungi keuarga terdekat kita dan minta bantuan mereka untuk mencari dimana sekarang Tiara berada. Kalau perlu kita minta saja bantuan kepada pihak kepolisian untuk membantu kita. Kakak tidak usah menuruti ancaman mereka,” usul Zul.
Pak Idris mengikuti saran Zul. Ia kemudian menelpon keluarga dan beberapa kerabat terdekat. Tidak berapa lama beberapa keluarga dan kerabat sudah berkumpul mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka menanyakan kronologis kejadiannya.
Istri Pak Idris sadar dari pingsannya. Ia menangis histeris memanggil-manggil anaknya. Kakak dan keluarga mencoba menenangkannya. Wajahnya masih pucat dan matanya sembab karena sejak tadi menangis. Sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi, justru kini malah tengah menimpa keluarganya.
Tiara, anak pertamanya manjadi korban penculikan. Tiara adalah anak yang cerdas dan lincah. Ia dan suaminya sangat menyayangi anak semata wayang mereka tersebut. Ia sangat bersyukur mendapat putri seperti Tiara. Tiara bagai mutiara yang menyejukkan jiwa mereka yang dirundung kerinduan akan buah hati setelah lima tahun menikah. Gadis kecil itu memberikan warna baru dalam hidup mereka. Mutiara kebahagiaan yang tak ternilai harganya.
…………………………………….
Pukul sembilan malam Zul kembali bersama dua orang temannya. Mereka baru saja menemui Bu Dewi, guru Tiara, dan memperoleh banyak informasi dari beliau.
Menurut Bu Dewi, tadi siang sewaktu pulang sekolah ada seorang laki-laki dating menjemput Tiara. Laki-laki tersebut mengaku sebagai pembantu Pak Idris yang di minta menjemput Tiara, karena Zul tidak bisa menjemputnya karena ada kuliah. Bu Dewi awalnya tidak langsung mengizinkan orang tersebut untuk membawa Tiara. Namun karena melihat Tiara sepertinya mengenal laki-laki itu, dan bahkan kelihatan akrab, Bu Dewi mengizinkannya tanpa ada perasaan curiga sedikit pun.
“Siapa nama laki-laki itu ?” Tanya salah seorang kakaknya penuh rasa ingin tau.
“Bu Dewi tidak mengingatnya. Tapi Bu Dewi bilang laki-laki itu pembantunya Kak Idris. Tiara juga mengenalnya,” ungkap Zul.
Orang-prang di sana sedikit kecewa. Namun di balik itu, ada secercah harapan yang menerangi langkah mereka. Mereka menemukan kata kunci di balik teka-teki ini.
…………………………………….
Pak Idris, istrinya dan Zul berangkat ke kantor kepolisian setempat. Barusan pihak kepolisian menelponnya dan menyampaikan kabar baik untuk mereka. Tiara telah di ketemukan. Tak alang kepalang kebahagiaan yang mereka rasakan, karena sebentar lagi mereka akan mendapatkan lagi mutiara mereka. Mutiara yang menjadi sumber segala-galanya dalam hidup mereka. Mutiara yang sempat lepas dari genggaman, kini kembali ke pelukan mereka.
Lafadz syukur tak henti-henti mereka ucapkan, sebagai perlambangan kebahagiaan yang tiada terkira. Tak ada rangkaian kata yang mempu mewakili perasaan tersebut. Mereka bertiga tidak ingin menunda terlalu lama untuk bertemu dengan mutiara mereka. Pak Idris, istrinya dan Zul berangkat sore itu juga.
Sampai di kantor kepolisian mereka bertiga langsung di bawa keruangan dimana Tiara berada. Istri Pak Idris tak mampu menahan air mata bahagiaannya. Ia menangis memeluk Tiara. Ia meluapkan rasa rindu yang tak terperikan setelah seminggu tidak bertemu dengan buah hatinya.
Tiara juga melakukan hal yang sama. Ia memeluk erat Ibunya seakan tidak ingin lagi berpisah dengan Ibunya. Ia menangis dalam dekapan orang-orang yang ia sayangi. Kini ia tidak lagi merasa takut, karena kini orang-orang yang menyayanginya telah berada di sampingnya yang akan selalu melindungi dan menjaganya.
Kondisi Tiara sangat lemah. Wajahnya pucat, matanya cekung, dan tubuhnya terlihat agak kurus. Sepertinya para penculik itu tidak memperlakukan Tiara dengan baik.
Para penculik tersebut kini mendekam dalam penjara setelah para polisi berhasil menagkap mereka tadi malam di kediaman mereka masing-masing. Otak pencurian tersebut terpaksa di tembak kakinya karena berniat melarikan diri ketika hendak di tangkap. Ternyata otak pencurian tersebut adalah Mansur. Dia adalah pembantu rumah tangga Pak Idris dulu. Ia di pecat karena tertangkap basah ketika masuk ke kamarnya hendak mengambil uang dan perhiasan istrinya. Ternyata peristiwa tersebut membuat Mansur menyimpan dendam kepada keluarga Pak Idris. Akhirnya ia menculik anak mantan majikannya tersebut sepulang sekolah sebagai ungkapan rasa dendamnya.
“Maafkan saya Pak. Saya benar-benar menyesal melakukan ini semua,” ucap Mansur dengan tampang memelas.
“Tidak apa-apa. Kami sekeluarga sudah memaafkanmu. Saya juga minta maaf karena sudah membuatmu begini,”. ujar Pak Idris bijak
“Terima kasih, Pak. Bapak benar-benar orang yang baik,”
Mansur menangis menyesali perbuatannya. Ia telah melakukan perbuatan jahat kepada orang yang selama ini baik kepadanya. Ia harus mendekam dalam kamar sempit berjeruji besi.
Menangis, menyesali perbuatannya
Jogja ,27Agustus 2007
Aroedi bin Soer
Subscribe to:
Posts (Atom)